Berita : PDM Kabupaten Mamberamo Raya


Kasus Siyono: Anak-Anak Siyono akan Sekolah di Muhammadiyah

Senin, 04-04-2016
Ahad, 03 April 2016, 21:17 WIB

Anak-Anak Siyono akan Sekolah di Muhammadiyah

Rep: Lintar Satria/ Red: Ilham
 
Istimewa
Keluarga Siyono membawa bungkusan uang yang diberikan Densus 88 saat mendatangi kantor Muhammadiyah Yogyakarta
Keluarga Siyono membawa bungkusan uang yang diberikan Densus 88 saat mendatangi kantor Muhammadiyah Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, Muhammadiyah akan terus mendampingi keluarga korban pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), Siyono. Dahnil mengatakan, Muhammadiyah akan membantu dari segi ekonomi dan pendidikan anak-anak Siyono yang berjumlah lima orang. 

Anak-anak Siyono mungkin akan bersekolah di Muhammadiyah. Hal ini sebagai salah satu cara Muhammadiyah menangkal radikalisme. Karena bukannya tidak mungkin anak-anak Siyono akan mengalami trauma atau dendam.

"Bayangkan anak-anak Bu Suratmi masih sangat kecil-kecil, setiap malam mereka menginggau 'ayah ditembak-ayah ditembak," kata Dahnil saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (3/4). 

Dahnil menjelaskan, semangat Muhammadiyah dalam kasus ini ialah semangat membantu dalam ketakwaan. Karena itu, Dahnil menambahkan, Muhammadiyah cabang Klaten akan membantu Suratmi, istri Siyono yang tewas karena diduga teroris, dalam ekonomi. Ia mengatakan, pola berdakwah seperti ini yang sedang dilakukan oleh Muhammadiyah dan Pemuda Muhammadiyah. 

Pola dakwah seperti ini menurutnya akan menangkis radikalisme. Karena, tambah Dahnil, anak-anak Siyono dapat mengalami trauma dan terjebak dalam radikalisme atau dendam. "Karena cara kita merangkul, membangun jembatan bukan membangun tembok," katanya.

Dahnil mengatakan, Muhammadiyah sudah berkomitmen untuk terus mendampingi Suratmi dan anak-anaknya sampai mendapatkan keadilan.

 

========================

 

Ahad, 03 April 2016, 17:11 WIB

'Jenazah Siyono Utuh dan tak Bau, Insya Allah Almarhum Syahid'

Rep: Edy Setyoko/ Red: Ilham
 
dok. Istimewa
Pengangkatan jenazah Siyono
Pengangkatan jenazah Siyono

REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Prosesi pembongkaran makam, hingga pelaksanaan autopsi jenazah Siyono, terduga teroris asal Klaten, mulai dari pukul 06.00 hingga 11.30 WIB, berjalan lancar. Nyaris tak ada satupun orang sekitar makam yang perutnya mual, apalagi meludah akibat mencium bau tak sedap.

Hampir seluruh anggota Kokam (Komando Kesiapsiagaan Pemuda Muhammadiyah), anggota polisi dari unsur Dalmas maupun Brimob, ataupun pimpinan Ormas Islam, maupun fungsionari PP Muhammadiyah, tidak ada yang mengenakan masker. ''Tidak ada bau menyengat, atau bau tidak sedap dari dalam makam. Semua biasa saja,'' kata Husni Thamrin, fungsionaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Klaten, Ahad (3/4).

Menurut Husni, hanya bau samar-samar kurang sedap dari lumpur makam yang tercium. Ini karena dalam makam penuh genangan air. Sehingga wajar kalau makam dibongkar, bau lumpur kurang sedap.

''Kalau kondisi jenazah sendiri masih utuh. Tak mengeluarkan bau kurang sedap sama sekali. Dan, kondisi jenazah masih utuh. Tak melepuh. Tak bengkak. Padahal, almarhum meninggal sudah 23 hari lalu. Insyaallah, almarhum mati syahid,'' tambah Husni Thamrin. 

Ia sendiri juga heran, hampir ratusan orang sekitar liang kubur almarhum tak mengenakan masker. Padahal, mereka tidak terbiasa dengan menghadapi pembongkaran jenazah. Normal semua. Setelah bekerja membongkar makam, semua orang makan dengan biasa.

Biasanya, kalau terjadi pembongkaran makam selalu mengeluarkan bau tak sedap. Bahkan, saking tidak sedapnya membuat perut mual, menyebabkan orang muntah-muntah, pusing kepala, dan sebagainya. Dalam jarak ratusan meter saja bau tak sedap cepat tercium. ''Tapi, kali ini tidak terjadi sama sekali. Ya, semoga saja mati syahid almarhum,'' doa Husni Thamrin.

Pemimpin autopsi dari tim Forensix Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, dr Gatot Suharto, juga mengungkap kondisi utuh jazad almarhum. Hanya saja, ia mengungkapkan ada perubahan kondisi fisik setelah meninggal secara tidak wajar.

 

+++++++++++++++++++++++++++++

Ahad, 03 April 2016, 17:54 WIB

Autopsi Jenazah Siyono Mendapat Sambutan Warga

Rep: C25/ Red: Ilham
 
dok. Istimewa
Pengangkatan jenazah Siyono
Pengangkatan jenazah Siyono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proses autopsi terhadap jenazah Siyono berjalan tanpa hambatan. Bahkan, autopsi turut disaksikan warga sekitar yang sebelumnya diklaim menolak autopsi oleh Kepala Desa Pogung, Cawas, Klaten, Jawa Tengah.

Komisioner Komnas HAM, Hafid Abbas mengatakan, autopsi mendapat sambutan hangat dari para tokoh masyarakat. Warga antusias mengikuti proses autopsi dengan datang ke TPU Desa Pogung.

"Proses autopsi berjalan lancar, sambutan luar biasa, tidak ada sedikitpun resistensi," kata Hafid kepada Republika.co.id, Ahad (3/4). 

Hafid menuturkan, sambutan baik dapat terlihat jelas dari warga yang tinggal di sekitar makam, dan terlihat sangat cair menantikan proses autopsi dilakukan tim dokter. Selain itu, tidak sedikit warga yang secara suka rela menyediakan minuman dan makanan ringan kepada para tamu yang hadir di lokasi.

Ia mengatakan, proses autopsi turut dihadiri unsur TNI, Polri dan ratusan anggota Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM). Bahkan, KOKAM dikabarkan sudah melakukan penjagaan makam sejak beberapa hari terakhir, demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Kondisi ini tentu bertolak belakang dengan kabar yang beredar beberapa hari terakhir, bahwa warga sekitar menolak dilakukan autopsi di desa itu. Padahal, autopsi hendak dilakukan lantaran ada dugaan pelanggaran HAM, yang diterima Siyono saat berada di mobil Detasemen Khusus (Densus) 88.

 

+++++++++++++++

 

Ahad, 03 April 2016, 13:09 WIB

9 Dokter Forensik Autopsi Jasad Siyono

Red: Andi Nur Aminah
 
dok. Istimewa
Pengangkatan jenazah Siyono
Pengangkatan jenazah Siyono

REPUBLIKA.CO.ID,  KLATEN -- Jasad terduga teroris Siyono (34) akhirnya diautopsi oleh tim dokter Forensik dari Muhammadiyah di tempat pemakaman Dukuh Brengkungan, Desa Pogung, Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Ahad (3/4).

Tim dokter forensik dari Muhammadiyah yang mengautopsi jasad Siyono sebanyak sembilan orang. Mereka dipimpin Prof. Dr. dr. Sudibdyo. Di antara tim tersebut, terdapat seorang saksi dari Polda Jateng.
Pada autopsi jasad Siyono di tempat pemakaman tersebut awalnya dilakukan penjagaan ketat dari aparat keamanan Brimob di ring satu. Akan tetapi, setelah ada pembicaraan dengan pihak Muhammadiyah, digeser ke ring tiga.

Ketika tim mengautopsi jasad Siyono, turut menjadi saksi adalah Tim Koodinator Subkomisi Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM RI Siane Indriani, pengurus Islamic Study and Action Centre (ISAC) Surakarta, dan tim pengacara dari keluarga Siyono.

Sekretaris ISAC Surakarta Endro Sudarsono mengatakan, autopsi berjalan lancar mulai pukul 08.00 WIB dan berakhir sekitar pukul 11.45 WIB. "Jasad Siyono kemudian dimakamkan di lubang yang sama," katanya.

Endro mengatakan bahwa jasad Siyono dimakamkan di tempat yang sama dan tidak ada masalah apa pun dengan warga setempat dan para tokoh masyarakat Desa Pogong. Terduga teroris Siyono (34), warga Dukuh, Desa Pogung, Kabupaten Klaten setelah ditangkap oleh Densus 88 Mabes Polri dikabarkan meninggal dunia di Jakarta, Jumat (11/3).

Pihak keluarga, terutama istri Siyono, Suratmi, meminta keadilan terkait dengan meninggalnya suaminya. Komnas HAM yang dikoodinator oleh Siane Indriani melakukan investigasi atas meninggalnya Siyono, kemudian meminta bantuan PP Muhammadiyah untuk melakukan autopsi.

Awalnya, kata dia, warga keberatan atas autopsi jasad Siyono dengan alasan trauma dan takut dengan kejadian di desanya tersebut. Bahkan, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mendatangi rumah keluarga Siyono untuk melakukan advokasi, kemudian berdialog dengan Kepala Desa Pogung Djoko Widoyono dan para tokoh masyarakat setempat, Rabu (30/3).

Sumber: Antara